Bangsa kita dan sinetron
Siapa sih yang tidak kenal dengan sinetron Indonesia. Ada banyak sinetron yang bisa dengan bebasnya ditonton melalui layar TV tanpa biaya alias gratis (hanya bayar PLN) haha.
Tapi satu hal yang saya heran, sebenarnya apa sih yang menarik dari sebuah sinetron? Seseorang kadang rela mengorbankan segala sesuatunya demi untuk menonton sinetron.
Mengapa kita senang “dibodohi” dengan sinetron? Coba saja renungkan. Mungkin sebagian pembaca sudah pernah ke ibu kota Indonesia, Jakarta. Kita tau kepadatan penduduk dan kendaraan di sana. Saya saja waktu ke Jakarta sangat sulit bisa bertemu dengan teman-teman dikarenakan jaraknya yang jauh dan macetnya yang minta ampun.
Tapi coba kita bandingkan dengan apa yang terjadi dalam cerita sinetron? Para pemeran sinetron dengan mudahnya bertemu di jalan yang sama, ketika ada yang sakit, masuk rumah sakit yang sama, dan parahnya kadang terbentur dikit saja, sudah masuk UGD dan sampai lupa ingatan.
Ceritanya ada yang meninggal lalu tiba-tiba ada kembarannya yang sama persis, anak mereka tertukar, dll. Apa memang ada rumah sakit bersalin yang begitu mudahnya orang menukar anak-anak yang baru lahir. haha.
Kalau kita mau cermati, hampir 95% isi sinetron adalah kebodohan, bahkan sudah menjurus ke pembohongan publik, hanya saja belum ada pihak yang merasa (tepatnya: sadar) dirugikan karena bagi sebagian besar ibu-ibu menyukai sinetron. Haha.
Ada yang berkata “sinetron dibuat berdasarkan dari kehidupan nyata”, tapi ada juga yang berkata “kehidupan nyata dipengaruhi oleh sinetron”.
Contohnya mungkin begini: selingkuh terjadi karena ada contoh dari sinetron yang ditonton, ada juga yang bilang sinetron menceritakan tentang perselingkuhan karena melihat dari kehidupan nyata. Haha, sangat lucu bukan. Kehidupan nyata dikaitkan dengan sinetron.
Setelah mereview tentang sinetron, ternyata sinetron tidak jauh beda dengan bangsa kita. Para tokoh-tokoh pemerintah, partai politik bahkan wakil rakyat banyak yang sedang bermain “sinetron”.
Sesuatu yang tidak mungkin dijadikan mungkin di dalam sinetron. Demikian juga di bangsa kita, sesuatu yang tidak mungkin juga bisa menjadi mungin. Sayangnya banyak rakyat yang hanya bisa menonton, mungkin ada yang protes tapi ternyata protes mereka tidak ada gunanya.
Salah satu ibu teman saya pernah saya perhatikan ketika dia nonton sebuah sinetron, dan dia begitu sibuknya berkomentar, salah satu isi komentarnya adalah: “bodoh sekali wanita ini, kenapa mau diperlakukan begitu sama mertuanya”. Komentar demi komentar keluar setiap kali ada adegan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, anehnya lagi, benda mati (televisi) bisa ditunjuk-tunjuki. Dalam hati saya hanya berkata, sebenarnya penonton yang lebih bodoh, karena semuanya itu sudah diatur.
Memang lucu, tapi bukankah hal ini yang terjadi pada bangsa kita? Banyak politikus bahkan mahasiswa yang demo, protes bahkan tidak jarang berakhir anarkis tentang kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan harapan mereka. Tapi sama saja, dalam hati saya hanya berkata, semuanya itu telah diatur.
Saya banyak melihat “sinetron” di bangsa kita yang kadang lebih kejam dari sinetron di televisi. Menjadi tokoh yang baik, akan mendapat serangan dari tokoh antagonis. Jadi mungkin lebih baik jadi tokoh pemeran pembantu saja ya? atau kita buat saja sinetron yang tidak ada pemeran antagonisnya. Supaya bangsa kita juga belajar dari sinetron yang “tanpa kejahatan” 🙂
Salam sukses 2010 be MORE than a WINNER
Romy Steven J
Tulisan ini telah dibaca 1283 kali
wuahahahhahha xD
begitulah, menurut saya sinetron itu jauh lebih tidak mendidik daripada kartun anak-anak. tapi entah kenapa orangtua lebih suka membiarkan anaknya nonton sinetron?
parahnya lagi, pemeran utama yang selalu dianggap “orang baik” bahkan bisa melakukan balas dendam dan membahayakan musuhnya.. apa iya orang baik seperti itu?
rada mirip
batul itu…!!setuju!!
ada lg yg komen..wkwkkwk
itu otomatis kalo ada yg koment di blogku, beberapa menit kemudian tampil juga di sini,, hehe
bener tuh wkowkowko
sinet adalah pembodohan bangsa, menurut gw sih, kalo utk ngehibur sekali2 gpp lah
tp kebanyakn ada yg mpe tegila2 n kebawa2 ke kehidupan sehari2,
visit my blog please:
http://opinibocah.blogspot.com/
komen sangat diharapkan, apalagi diskusi, hehe
wassalam