Menjelang 8 Tahun Menjadi Guru
Lama sudah tidak menulis di blog ini. Kali ini saya menulis tentang perjalanan saya selama menjadi guru hampir 8 tahun, mengapa hampir? Karena nanti tanggal 15 Januari 2015 baru pas 8 tahun 🙂
Asal usul saya menjadi guru dapat dibaca juga di tulisan saya http://www.pakgururomy.com/2010/02/3-tahun-menjadi-guru/
Sebelum menulis lebih lanjut, saya tertarik dengan salah satu lagu tentang guru, bukan lagu berjudul “Hymne Guru” tetapi lagu berjudul “Jasamu guru” yang populer di TVRI pada tahun 90-an.
Berikut lirik lagunya:
Kita jadi bisa menulis dan membaca, karena siapa?
Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu, dari siapa?
Kita jadi pintar dibimbing pak guru
Kita jadi pandai dibimbing bu guru
Gurulah pelita penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara..
Untuk yang belum tahu lagunya gimana silahkan buka www.youtube.com/watch?v=XIUzXbbqmJQ
Mengapa saya tertarik dengan lagu ini dibandingkan lagu “Hymne Guru”? Karena lirik lagu ini bisa menyadarkan kita esensi sebenarnya seorang guru adalah membuat kita bisa menulis dan membaca, membuat kita tahu beraneka bidang ilmu.. Guru menjadi pelita penerang dalam gulita, tidak ada gunanya pelita di tempat yang terang benderang melainkan pelita berguna di dalam kegelapan.
7 tahun menjalani profesi sebagai guru membuat saya sadar akan pentingnya seorang guru dalam kehidupan kita. Kita tidak akan akan sukses tanpa seorang guru, pak Anies Baswedan tidak akan menjadi menteri tanpa guru, bahkan Jokowi tidak akan menjadi Presiden tanpa guru. Setidaknya kita bisa membaca dan menulis itu karena guru SD atau guru TK kita semasa kecil.
Apakah guru harus menjadi sosok yang ditakuti? Menurut saya, seorang guru tidak harus ditakuti tetapi harus dihormati. Selama menjadi guru saya fokus pada slogan dunia pendidikan “Tut wuri handayani” dimana kalimat lengkapnya adalah: “ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Arti dari semboyan ini adalah:
- Ing ngarsa sung tulada berarti di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik (Director)
- Ing madya mangun karsa berarti di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide (Ideator)
- Tut wuri handayani berarti dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan (Motivator)
Lebih lengkapnya silahkan baca tulisan saya di http://www.pakgururomy.com/2010/10/pendidikan-sekarang-dan-tut-wuri-handayani/
Jika seorang guru (Pendidik) bisa menjalankan ketiga semboyan tersebut maka anak-anak didiknya pasti akan menjadi manusia-manusia hebat dikemudian hari.
Selama saya menjadi guru, ada beberapa jenis “karakter” guru yang kurang baik sehingga menjadi pembicaraan buat siswa dan alumni. Bahkan sering saya menerima curhat siswa yang mengatakan ada “oknum” guru yang meminta sesuatu barang dari meraka, ada juga “oknum” guru yang pilih kasih dimana anak pejabat atau orang kaya mendapat perlakuan khusus dibandingkan dengan anak biasa atau miskin (Walaupun pintar).
Dari “temuan” saya tersebut membuat saya sadar benar akan peran dan fungsi dibalik profesi guru yang saya emban terdapat begitu besar tanggungjawab atas generasi muda penerus bangsa. Jika sosok guru memberikan contoh yang tidak baik maka generasi penerus akan menjadi generasi yang tidak baik juga.
Memang berat untuk menjadi “benar-benar” guru. Bahkan ijazah Pendidikan Guru pun tidak menjamin seseorang menjadi “benar-benar” guru.
Buat saya jika seorang guru berharap “apa yang bisa saya dapatkan dari siswa untuk kepentingan pribadi saya” maka guru itu bukanlah “benar-benar” guru, sebaliknya seorang guru seharusnya berharap “apa yang bisa saya berikan buat siswa untuk kepentingan siswa tersebut”.
Saya pernah membaca tulisan “Kebahagiaan terbesar seorang guru adalah ketika mendengarkan kabar bahwa anak didiknya telah menjadi orang yang berhasil” tetapi sayangnya tidak sedikit dari kita yang ketika sudah menjadi orang berhasil, malah melupakan sosok guru kita.
Gerakan menteri pendidikan Anies Baswedan untuk “Muliakan gurumu” adalah gerakan yang sangat penting bagi generasi ini.
Selama menjadi guru, saya selalu berusaha untuk tidak “memanfaatkan” siswa walaupun peluang ada. Saya mengajar di sebuah sekolah yang besar dan isinya banyak anak-anak pejabat dan orang kaya, tetapi komitmen saya adalah menjadikan mereka orang hebat dan berhasil, setelah mereka berhasil maka saya yakin mereka pasti akan mengingat saya. Salah satu quote pak menteri Anies Baswedan: “Guru yang menginspirasi adalah guru yang tidak akan dilupakan oleh para siswanya. Sampai sekarang, ada guru yang saya ingat dan ada guru yang saya lupa, yang saya ingat adalah guru yang memberikan saya inspirasi.”
Doa dan harapan saya adalah lebih banyak siswa yang mengingat saya dikemudian hari daripada siswa yang melupakan saya dikemudian hari.
Kebijakan pemerintah yang lalu mengenai Kurikulum 2013 telah membuat pelajaran TIK untuk tingkat SMA dihapuskan, dengan kata lain tahun 2015 mendatang saya sudah “pensiun” menjadi guru disekolah tetapi saya berkomitmen untuk terus menjadi guru buat alumni dan siapa saja yang masih menginginkan saya menjadi “guru”nya.
Saya juga berterima kasih kepada rekan-rekan guru di SMA Negeri 2 Makassar atas dukungan dan kerjasamanya selama ini. Terkhusus buat pak Hamzah Zaidin yang telah mengajak saya bergabung di SMADA tahun 2007 yang lalu dan tahun ini kembali mengajak saya bergabung di Australian International High School Makassar.
Terima kasih juga buat kepala sekolah yang telah menjabat selama saya mengajar di SMADA, pak Musafir Nauwir (Almarhum), pak Abdul Wahab (Almarhum), pak Herman Hading, dan ibu Masita. Semua kepala sekolah punya kenangan tersendiri yang mungkin nanti (Setelah saya pensiun) akan saya buatkan tulisan khusus tentang mereka 🙂
Dan semoga saja ketika “pensiun” nanti saya masih diizinkan oleh sekolah untuk menjadi pembina organisasi/ekskul saya tercinta Smada Information and Technology Community:)
Akhir kata, siapapun yang membaca tulisan ini, saya mohon maaf kalau ada kata-kata yang menyinggung. Harapan saya adalah siapapun yang menjadi guru bisa berpedoman pada slogan “Tut wuri handayani” di atas sehingga kita bersama-sama menciptakan generasi Indonesia yang hebat dan luar biasa. Sementara buat anak-anakku alumni maupun yg masih siswa, semoga bisa menjadi anak didik yang menghormati dan “memuliakan” guru-gurumu, ingatlah lirik lagu “Jasamu guru” di atas, dan ketika kalian telah menjadi orang yang berhasil, jangan lupa kirimkan berita ke gurumu karena sekali lagi “Kebahagiaan terbesar seorang guru adalah ketika mendengarkan kabar bahwa anak didiknya telah menjadi orang yang berhasil” 🙂
Salam,
@pakgururomy
Tulisan ini telah dibaca 1534 kali
kemampuan pak Romy sangat dibutuhkan khususnya di smk…. pindah mengajar di smk saja pak…
SMK mana ya? hehehe
I put my respect on you, Pak