Teknologi di tangan anak bangsa
2 Minggu yang lalu, suasana 18 kelas yang saya ajar berbeda, itu dikarenakan saya tidak mengajar seperti biasanya tetapi saya mempresentasikan satu materi yang sangat penting khususnya buat generasi muda. Judul presentasi saya adalah “Perkembangan Teknologi dan Informasi)
Di awal presentasi, saya sudah memperlihatkan salah satu teknologi, di mana saya mengendalikan Power Point melalui HP Nokia N70 saya, tidak menggunakan alat khusus, cukup sebuah HP dengan Bluetooth. Kemudian saya memperlihatkan gambar mobil patroli dari negera-negara maju, seperti mobil patroli dari Perancis, Jerman, Inggris dan lainnya. Dari segi kecanggihan, mobil patroli Indonesia masih tertinggal, mobil-mobil mereka telah dilengkapi GPS dan Internet.
Salah satu siswa bertanya apakah internet di mobil patroli mereka bisa digunakan untuk update Status atau “berkicau” (Twitter)? Dan saya memberikan penjelasan bahwa salah satu kelebihan polisi di negara-negara tersebut adalah mereka sangat menjunjung tinggi kode etik tugas. Jadi walaupun bisa update status dari mobil mereka, tapi mereka tidak menyalahgunakan teknologi tersebut. Mereka menggunakan Internet di mobil hanya untuk memudahkan tugas mereka melacak dan memverifikasi penjahat atau berkomunikasi dengan kantor mereka.
Slide selanjutnya saya memperlihatkan perkembangan media penyimpanan data yang juga perkembangannya sangat cepat. Dimulai dengan sebuah disket ukuran 5 1/2 inci dengan kapasitas hanya 720 KB, lalu berkembang ke disket 3 1/2 inci yang berkapasitas 1.2 MB. Ini memperlihatkan bahwa ukuran fisik disket semakin diperkecil namun kapasitasnya semakin besar, walaupun ukuran 1.2 MB sudah sangat tidak mencukupi untuk generasi sekarang, tapi pada waktu masanya, disket 1.2 MB yang paling banyak digunakan pengguna komputer.
Setelah media disket, berkembang dengan keluarnya CD atau Compact Disk yang sudah sanggup menampung 720 MB data, dan generasi terakhir media penyimpanan data adalah Flashdisk dan Memory Card yang masih digunakan sampai sekarang, di mana ukuran kapasitasnya juga semkin hari semakin membesar. Kapasitas terbesar Flashdisk sampai tulisan ini saya buat adalah 256GB (Bisa dilihat di http://www.ebay.com/itm/GENUINE-Kingston-DT310-256GB-USB-Flash-Drive-Thumb-ReadyBoost-/280556140344?pt=AU_USB_Flash_Drives&hash=item415272f738#ht_3509wt_1139)
Inilah bukti perkembangan teknologi, semakin kecil dan praktis tapi kapasitas semakin besar. Bahkan para ilmuwan sedang mengembangkan bagaimana nantinya kita tidak perlu lagi membawa flashdisk, tetapi cukup menyentuhkan jari pada komputer maka tubuh manusia akan berfungsi sebagai media penyimpanan data. Hal ini sangat menakjubkan bahkan hampir tidak masuk diakal, tapi itulah teknologi 🙂
Slide selanjutnya menampilkan perkembangan media piringan cakram atau CD, dimulai dari Laser Disc yang ukuran diameternya sangat besar, lalu berkembang menjadi Compact Disc berkapasitas 720MB, lalu tahun 1996 muncul DVD (Digital Versatile Disc) yang bisa menampung data hingga 8GB, lalu muncul HD DVD (http://en.wikipedia.org/wiki/HD_DVD) yang sanggup menampung hingga 30GB data dan terakhir keluar Blue Ray (http://en.wikipedia.org/wiki/Blu-ray_Disc) yang bisa menyimpan hingga 128GB data). Ini memperlihatkan bahwa perkembangan teknologi dengan ukuran yang sama (CD, DVD, HD-DVD dan Blue Ray) tetapi kapasitasnya semakin besar.
Slide selanjutnya memperlihatkan perkembangan Internet, kita semua tentu masih ingat betapa sulit dan mahalnya Internet di tahun 90-an. Salah satu akses internet yang bisa dibuka dari rumah adalah melalui koneksi Dial-Up Telkomnet Instan, saya masih ingat lagunya: “Kosong delapan kosong sembilan delapan sembilan empat kali…” Hahaha. Koneksinya hanya 36kbps, coba bandingkan dengan koneksi sekarang yang sudah menggunakan satuan Mbps 🙂
Internet sendiri telah menghubungkan miliaran komputer dari seluruh dunia, beberapa tahun yang lalu, Internet hanya digunakan untuk email atau browsing beberapa situs saja, tapi sekarang, Internet telah banyak berkembang, bisa melihat dan menjelajahi bumi dengan aplikasi Google Earth (http://en.wikipedia.org/wiki/Google_earth), bisa berteman dengan ribuan orang melalui situs jejaring sosial seperti Facebook (Skalian promo facebook saya di http://www.facebook.com/romystevenj) bisa “berkicau” melalui Twitter (Follow me: @romystevenj hehe) dan masih banyak lagi.
Di akhir presentasi, saya memutarkan beberapa video yang saya ambil dari Youtube, diantaranya video mengenai Nintendo Wii (http://www.youtube.com/watch?v=mCufArSg-SQ) di mana cara bermain gamenya sangat berbeda dengan game 10 tahun yang lalu, pemain hanya menggerakkan tubuh dan akan dideteksi oleh game. Juga video mengenai konsep Iphone 5 yang rencananya akan dibuat sangat tipis dan menggunakan keyboard virtual dan layar holographic.
Juga beberapa video “konyol” seperti Ipad yang punya program khusus untuk kompor elektronik sehingga pengguna Ipad nantinya bisa memasak menggunakan Ipadnya (http://www.youtube.com/watch?v=826jZDyeGZA), hahaha. Semuanya aneh bahkan terlihat mustahil, tapi itulah teknologi.
10 tahun yang lalu, orang menganggap mustahil kalau layar komputer bisa disentuh untuk menjalankan aplikasi, buktinya sekarang teknologi itu ada. 10 tahun yang lalu orang tidak menyangka kalau sekarang kita bisa saling melihat ketika menelepon dengan adanya teknologi Video Call.
Teknologi masa depan Indonesia ada di generasi muda bangsa ini. Jika generasi muda kita “Gaptek” maka percayalah, bangsa kita akan semakin tertinggal. Makanya sebagai seorang guru, saya sering meluangkan waktu untuk berbagi kepada anak-anak serta memberikan motivasi agar mereka bisa menjadi jagoan teknologi. Hanya saja, sistem pendidikan negara kita kurang mendukung hal tersebut, anak-anak usia SMA hanya disuguhkan dengan lebih dari 15 mata pelajaran yang pada akhirnya tidak terlalu mereka gunakan di hari depan. Sementara waktu untuk pengembangan diri sangat sedikit disediakan oleh sekolah.
Jika bangsa Indonesia mau maju, sebaiknya menteri Pendidikan benar-benar bisa memperbaiki sistem pendidikan khususnya untuk jenjang SMA, karena di SMA lah tempat berkumpulnya generasi-generasi muda yang masih sangat produktif dan memiliki banyak ide, mereka harus diarahkan ke satu fokus yang bisa membuat mereka menjadi ahli. Selama ini, penjurusan di SMA hanya dibagi 3, IPA, IPS dan Bahasa. Ini adalah penjurusan yang tidak spesifik. Akankah SMA bisa menerapkan penjurusan yang lebih spesifik? Silahkan jawab sendiri 🙂
Salam,
Romy Steven J
www.romystevenj.com
Tulisan ini telah dibaca 646 kali
Recent Comments