Lomba robotika se-Indonesia “Robotic Day” SMAN 28 Jakarta
Bulan lalu, sekolah mendapat undangan acara lomba robotika dari SMAN 28 Jakarta. Awalnya saya tidak meresponi kegiatan tersebut dikarenakan pengalaman dari kepala sekolah yang lama, beliau tidak terlalu mendukung kegiatan seperti itu.
Namun memang benar bahwa lain pemimpin, lain juga kebijakannya. Pak Herman Hading, yang dipindahkan dari kepala sekolah SMA Negeri 1 menjadi kepala sekolah SMA Negeri 2 sejak 2 bulan lalu ternyata mempunyai kebijakan yang sangat jauh berbeda, beliau sangat mendukung kegiatan robotika ini.
Ketika saya memperbaiki komputer di ruang kerjanya, pak Herman menanyakan soal disposisi surat robotika itu, dan dia meminta saya untuk menindaklanjuti. Setelah keluar dari ruangannya, saya langsung menyampaikan ke anak-anak bahwa kepala sekolah mendukung tim robotika SITe.Com untuk ikut berkompetisi di ajang Robotic Day SMAN 28 Jakarta.
Persiapanpun mulai dilakukan, kami membagi 3 tim dan semuanya semangat mengerjakan robot buatan mereka sendiri. Pulang sekolah, anak-anak mengerjakan robot mereka di lab komputer, terkadang sampai jam 8 malam.
Kurang 4 hari dari hari H, kendala pun mulai timbul yaitu masalah biaya. Sekolah telah membayarkan uang pendaftaran dan kepala sekolah telah menghubungi Pemerintah Kota agar diberikan fasilitas Mess Makassar yang ada di Jakarta.
Bantuan dari donatur sangat jauh dari yang di harapkan, namun kami tetap bersyukur dan berterima kasih pada donatur yang telah membantu. Akhirnya diputuskan untuk pembiayaan tiket ditanggung oleh masing-masing anak.
Kamis, tanggal 19 Mei 2011 kami berangkat, 7 orang siswa dan 2 pembina termasuk saya. Kami berangkat dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air (Lumayan dapat kue 3 potong dan minuman,, hehe)
Tiba di Jakarta, tidak ada yang menjemput. Sementara info yang diberikan oleh Pemkot Makassar bahwa kami diberikan fasilitas Mess dan Transportasi. Kami cukup kecewa karena fasilitas dari Pemkot tidak seperti yang kami harapkan sementara kami satu-satunya tim ya
ng mewakili pulau Sulawesi dan kota Makassar.
Sebagai pembina, saya harus mempunyai inisiatif, kami kan sudah tiba di Jakarta. Maka saya mencoba mencari taxi dan karena jumlah kami 9 orang, maka kami mengambil taxi APV dengan biaya 300 ribu dari bandara sampai ke tujuan di Mess Pemkot Makassar, Jl. Kwitang 1H No. 3 Jakarta Pusat.
Sesampainya di Mess, kami disiapkan 2 kamar. 1 kamar ukuran kecil untuk 2 orang perempuan dan 1 kamar bansal untuk semua laki-laki. Lagi-lagi kami mendapatkan fasilitas yang kurang baik, AC di kamar bansal rusak dan suhu sangat panas. Minta kipas angin juga ngak ada, jendela juga tidak bisa dibuka. Hmm,, lagi-lagi kami (yang laki-laki) harus menerima keaadaan kalau kami harus tidur sambil kepanasan dan berkeringat di Mess Pemerintah kota asal kami.
Jumat, 20 Mei 2011 kami akan ke lokasi lomba yaitu di SMA Negeri 28 Jakarta Selatan. Lagi-lagi karena tidak ada fasilitastransportasi maka kami harus naik busway menuju ke lokasi. Jika dilihat di peta, jarak Mess Pemkot Makassar dengan SMAN 28 itu sangat jauh, kami menggunakan busway saja memerlukan waktu 2 jam.
Sesampainya di SMAN 28, kami di sambut oleh panitia dan kami dipersilahkan melihat-lihat ruang robotika mereka. Setelah itu, kami makan siang di kantin SMAN 28. Panitia menawarkan agar kami pindah ke penginapan yang telah disediakan. Setelah bermusyawarah dengan anak-anak, maka kami putuskan untuk besok (Sabtu) kami pindah ke penginapan Graha Wisata Ragunan. Keuntungan jika bergabung di penginapan, kami mendapatkan fasilitas antar jemput dan juga citytour bersama.
Setelah menyelesaikan registrasi ulang, kami kembali ke Mess Pemkot Makassar menggunakan busway lagi. Sesampainya di Mess, AC di kamar bansal sudah diperbaiki (Soalnya saya sempat komplain sebelum pergi, hehe).
Malamnya, 1 orang pelatih (Muh. Akil) dan 1 orang siswa (Fachri) “hilang”, sayapun tidak tau mereka ke mana, beberapa menit kemudian 1 siswa lagi juga ikutan “hilang” (La Ode). Hampir saja saya lapor polisi, tetapi beberapa anak yang lain mengatakan kalau mereka pasti ke Monas diam-diam. Maka saya juga mengajak anak-anak yang lain (Saiful, Dhani, Anis, Pusapa dan Adi) ke Monas juga. Jarak Monas dari Mess tidak terlalu jauh, jalan kaki juga bisa, tapi untuk membuat anak-anak tetap semangat dan tidak capek, saya coba-coba menawar Bajaj, dan akhirnya kami naik Bajaj. Bisa Anda bayangkan, 1 bajaj di naiki 6 orang + 1 supir bajajnya,, haha.. Pengalaman menarik kan.
Sesampainya di Monas, kami foto-foto dan menikmati suasana malam hari di lapangan Monumen Nasional yang katanya menjadi iconnya ibukota. Beberapa jam kami tidak bertemu dengan anak-anak yang “hilang” tadi dan kami pun pulang, lagi-lagi menggunakan bajaj. Tapi kalo ongkos perginya 15.000, sekarang kami tawar jadi 10.000, haha.
Sesampainya di Mess, kami beristirahat dan tidak lama anak-anak yang “hilang”pun kembali, ternyata mereka juga ke Monas tapi masuk dari pintu gerbang lain. Hahaha.
Sabtu, 21 Mei 2011. Pagi-pagi kami sudah siap-siap pindah membawa semua barang. Saya pamit ke penjaga Mess dan ternyata informasi kalau kami menginap gratis tidak sampai ke penjaganya, sehingga saya harus meyakinkan kalau memang kami tidak tahu kalau harus bayar. Kami juga berterima kasih kepada salah satu orang tua siswa dari Makassar yang juga nginap di Mess itu, karena telah membantu dan kami juga diberikan dana untuk transportasi.
Melihat keadaan yang tidak memungkinkan untuk naik busway dengan banyak barang, maka saya mencoba menawar taxi, dan kami menggunakan 2 taxi menuju ke SMAN 28 dengan biaya 60.000 per taxi.
Sampai di lokasi lomba, acara pembukaan segera dimulai. Masing-masing tim mempersiapkan diri, hari Sabtu adalah lomba untuk tim Maze Solving SMA. Untuk lomba ini, kami tidak bisa terlalu banyak mengambil gambar karena panitia membuat batasan dengan jarak yang sangat jauh dari arena. Lomba dimulai dan para pembina mengikuti seminar dan workshop.
Jam 3, acara citytour yang merupakan paket dari penginapan dimulai. Kami dibawa ke Rumah Robot Indonesia di Thambrin City dan ke Monas. Di Monas, panitia membagikan makanan dan setelah makan, kami hanya duduk-duduk, ada juga yang membeli oleh-oleh.
Selesai citytour, kami kembali ke penginapan. 1 kamar berisi 3 ranjang susun 2. Tidur pulas karena ACnya yang sangat dingin. Namun beberapa anak dan pelatihnya mengerjakan robot Transporter yang akan diperlombakan besok (Minggu).
Minggu, 22 Mei 2011. Kami kembali ke lokasi lomba SMAN 28 Jakarta dengan diantar mobil yang telah disiapkan panitia. Lomba Transporter dimulai sementara yang lainnya ikut seminar Internet Sehat dari Depkominfo.
Sore harinya, kami kembali ke penginapan dan siap-siap untuk acara malam penganugrahan dan pengumuman lomba.
Acara malam penganugrahan diawali dengan makan malam bersama dan juga dihadiri oleh beberapa perwakilan dari Depkominfo dan perwakilan dari Menristek.
Pengumuman pun dibacakan, dari 2 jenis lomba yang diikuti, tim kami belum bisa mendapakan juara, akan tetapi panitia ternyata mempersiapkan 1 jenis penghargaan untuk robot unik yang dibuat sendiri. Dan penghargaan “Technical Award” tersebut diberikan kepada salah satu tim Maze Solving kami.
Malam hari kami kembali ke penginapan dan mempersiapkan barang-barang kami karena kami kembali ke Makassar dengan pesawat jam 3 subuh.
Kami sudah berusaha, tetapi belum bisa menjadi juara, karena lawan-lawan kami sudah sering mengikuti lomba robotika sampai tingkat Internasional. Namun mendapatkan penghargaan “Technical Award” sudah merupakan prestasi yang membanggakan. Dari beberapa Provinsi yang ikut, hanya kami, tim Robotika SITe.Com dari SMA Negeri 2 Makassar yang memperoleh penghargaan tersebut.
Kami wakil dari Makassar, kami wakil dari Sulawesi Selatan bahkan kami wakil pulau Sulawesi. Hanya saja perhatian dari pemerintah masih kurang, seharusnya pemerintah Kota maupun pemerintah Provinsi bisa lebih mendukung tim yang mewakili kota maupun Provinsi yang ikut dalam lomba tingkat Nasional.
Tulisan ini telah dibaca 982 kali
ini salah satu bukti jika pemerintah makassar, bahkan sulsel belum memberikan perhatian besar terhadap pendidikan. hal serupa juga pernah terjadi pada saat salah seorang teman (waktu sy masih SMA) yg berhasil menyabet medali perak di ajang olimpiade astronomi internasional (jk tdk salah ingat tahun 2005).