Kebijakan yang merugikan
Sebagai konsumen atau pelanggan salah satu operator seluler, saya merasa kesal juga dengan “kebijakan” yang diambil oleh operator-operator tanah air demi mendapatkan pasar dan memperbanyak pelanggan mereka.
Salah satu hal yang cukup mengganggu adalah ketika saya mengirim sms ke operator lain, setelah dikirim beberapa detik masuk pesan “Keterbatasan kapasitas operator yg anda tuju menyebabkan SMS anda tdk terkirim. Silahkan diulangi kembali lain waktu” dengan identitas pengirim yang sangat jelas yaitu TELKOMSEL.
Saya menjadi bertanya-tanya bukankah ini salah satu bentuk “kecurangan” karena sebagai pelanggan, sebenarnya saya tidak ada urusan dengan keterbatasan tersebut, itu merupakan kewajiban operator untuk mengirim sms saya sampai ke nomor tujuan tepat waktu.
Menurut saya, semua pelanggan mengirim sms dengan satu keinginan yang sama yaitu, sms tersebut sampai ditujuan tepat waktu. Tapi koq malah ada sms seperti itu. Pelanggan mengirim sms kan bayar, tidak gratis.
Anehnya lagi, sms tersebut dikirim sebagai sms flash yang hanya tampil dilayar, setelah pelanggan menekan tombol, sms itu hilang (tidak otomatis tersimpan di inbox). Apa maksudnya? Meskipun ada menu untuk menyimpan ke Inbox tapi kebanyakan (kebiasaan) pengguna hp adalah menekan tombol back (kembali). Makanya saya sudah menyimpan sms tersebut dan juga dengan aplikasi Screen Capture, saya menyimpannya menjadi format gambar agar bisa dengan jelas dilihat di blog saya ini.
Mungkin ini dikarenakan kebijakan-kebijakan operator yang memberi tarif murah bahkan gratis, sehingga pelanggan yang membayar pun kena dampaknya.
Saya tidak tahu sampai kapan hal seperti ini bisa berakhir. Masukan saya untuk operator-operator tanah air adalah jangan terlalu “rakus” mengejar jumlah pelanggan sehingga pelanggan lama dirugikan. Penambahan jumlah pelanggan harus diimbangi dengan kapasitas yang memadai sehingga pelanggan lama pun tidak dirugikan.
Sebagai pengajar IT di salah satu sekolah unggulan di Makassar, saya sudah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana para operator-operator menjual bahkan membagi-bagikan nomor perdana ke ratusan siswa, tapi pada kenyataannya, setelah pulsa kartu perdana itu habis, mereka tidak menggunakannya lagi. Jadi apakah itu bisa dikatakan sebagai pelanggan baru? Yang hanya memakai beberapa hari? Lalu bagaimana dengan pelanggan lama yang merasakan dampak kepadatan jaringan karena banyaknya nomor baru yang hanya sekali pakai.
Bukan cuma Telkomsel, tapi juga Indosat dengan produk IM3 nya yang terus mengeluarkan nomor baru sehingga sms IM3 yang dikirim hari ini, tibanya bisa besok, lusa bahkan ada yang tidak sampai-sampai ditujuan.
Semoga saja dengan tulisan saya ini, operator-operator di Indonesia bisa lebih bijak dalam bersaing dan tetap menjaga kualitas layanan.
Tulisan ini telah dibaca 2047 kali
yoi betul2 ada jg telp murah. tp sering putus2 pas mau sambung lg.. telp yganda tuju lg diluar jangkauan… bgt terus menerus terkadang sampai 30metit lbh kerjanya cuman mau nyambung kembali beeehhhh
wah setuju banget…aku juga sering dpt itu..kita pelnggan tapi kita yang menanggung akibatnya…sangat…sangat….sangat…sangat…merugikan….