1 Pembina, 3 Ketua
Membina sebuah organisasi bukan hal yang mudah, jika mau jadi pembina yang pasif sih mudah, tiap bulan dapat honor pembina tapi jarang bahkan tidak pernah mengurusi organisasi yang dibina. Tapi buat saya, bukan masalah honornya, lagian nilai honor bulanannya tidak seberapa, malahan sering kali uang pribadi yang saya pakai untuk urusan organisasi ini. Karena buat saya, membina sebuah organisasi, apalagi organisasi yang isinya anak-anak SMA adalah sebuah perjalanan yang unik.
Namanya saja organisasi, pastilah dibumbuhi dengan konflik, masalah, dan sejenisnya. Apalagi yang menjadi ketua maupun pengurus dan anggotanya masih anak-anak umur 18 tahun ke bawah, haha. Bahkan cerita cinta dalam organisai pun sudah beberapa kali terjadi, dan yang parahnya kalo cinta mereka kandas, wah bisa berdampak buat organisasi. Tapi inilah tugas seorang pembina, menyeimbangkan organisasi 🙂
Ketua=Pemimpin
Berbicara masalah ketua tidak lepas dari kepemimpinan. Hanya saja, masing-masing orang punya pengertian berbeda tentang kepemimpinan. Tapi buat saya, pemimpin itu adalah orang yang bisa menjadi teladan dan ditiru oleh orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin bukanlah bos yang hanya tahu memerintah sementara dia sendiri tidak bisa melakukan apa yang diperintahkannya dan seorang pemimpin tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan jabatannya untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer. Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble).
Seorang pemimpin harus bisa membaca keadaan dan mempelajari karakter orang-orang yang dipimpinnya untuk mewaspadai masalah-masalah yang mungkin ditimbulkan oleh orang dalam sendiri (musuh dalam selimut). Seorang pemimpin harus bisa menjangkau dan memahami setiap anggotanya serta memberikan pengaruh positif untuk orang-orang yang dipimpinnya.
Menerima dan membuka diri untuk kritik dan masukan adalah salah satu ciri pemimpin sejati. Bukan berarti semua kritik dan masukan diterima begitu saja, akan tetapi semuanya ditampung, disaring dan direnungkan, ambil positifnya dan buang negatifnya. Tidak ditolak mentah-mentah atau diperdebatkan.
Pada dasarnya, pemimpin tidak perlu banyak bekerja, tapi tidak perlu juga banyak memerintah. Cukup menunjukkan sikap yang peduli kepada orang yang dipimpinnya dan ada saat di mana seorang pemimpin memberikan contoh langsung kepada orang-orang yang dipimpinnya.
Selama menjadi pembina, saya sudah melihat 3 ketua terpilih dengan gaya kepemimpinan mereka masing-masing. Menurut saya, mereka semuanya berhasil menjadi pemimpin walaupun ada beberapa kekeliruan yang sempat mereka lakukan, hal tersebut dapat saya maklumi karena pemimpin juga adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan 🙂
Ketua yang pertama sudah lulus dan kuliah di STAN, dia punya cita-cita menjadi menteri keuangan. Yang kedua sudah menjadi pemimpin organisasi yang lebih besar. Dan yang ketiga sedang menjabat dan sedang belajar untuk menjadi pemimpin yang baik.
Sebagai pembina, saya belajar banyak hal dan selalu berusaha memberikan masukan, arahan dan motivasi kepada ketua terpilih agar mereka menjadi benar-benar pemimpin. Saya tidak mau mencampuri terlalu jauh kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh ketua terpilih, dengan demikian mereka bisa benar-benar belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin. Saya hanya memberikan masukan dan pendapat, selanjutnya mereka yang putuskan, dengan demikian mereka bisa belajar mempertanggungjawabkan apa yang mereka putuskan.
Peranan seorang pembina cukup besar dalam pembentukan karakter pemimpin. Saya melihat ada pembina yang sangat cuek sampai pembina yang mau mengatur segala sesuatunya sampai menggunakan posisinya untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya bertentangan dengan aturan organisasi itu sendiri. Mengintervensi kebijakan-kebijakan yang seharusnya menjadi bagian pengurus organisasi sehingga pertanggunjawabannya menjadi kacau, karena pembina yang memutuskan tapi ketua dan pengurus yang mempertanggungjawabkan.
Sadar atau tidak inilah kenyataan yang terjadi. Ada organisasi yang menerima anggota sebanyak-banyaknya ada juga yang bisa masuk asal ada deal khusus dengan pembinanya.
Saya teringat ada 1 siswa yang ingin bergabung dengan organisasi yang saya bina akan tetapi penerimaan sudah ditutup. Anak ini adalah keponakan salah satu guru. Waktu itu, ketua menyampaikan ke saya apakah diterima atau tidak, saya hanya mengingatkan dasar organisasi ini dibentuk, bukan untuk mendapatkan anggota sebanyak-banyaknya akan tetapi memaksimalkan anggota-anggota yang memiliki potensi. Akhirnya, ketua memutuskan untuk menunda penerimaan siswa tersebut dan saya melihat itu adalah keputusan yang tepat yang diputuskan sendiri oleh pengurus tanpa intervensi dari saya selaku pembina.
Akhirnya, saya hanya mau membagikan kembali sebuah tulisan mengenai perbedaan antara seorang bos dan seorang pemimpin.
Apakah perbedaan antara pemimpin dengan boss?
Di bawah ini adalah perbandingan yang diberikan oleh Gordon Selfridge antara orang yang bertipe pemimpin dan orang yang bertipe boss.
Seorang boss mempekerjakan bawahannya;
Tetapi seorang pemimpin mengilhami mereka,
Seorang boss mengandalkan kekuasaannya;
Tetapi seorang pemimpin mengandalkan kemauan baik.
Seorang boss menimbulkan ketakutan;
Tetapi seorang pemimpin memancarkan kasih dan damai.
Seorang boss mengatakan ‘aku’;
Tetapi seorang pemimpin mengatakan ‘kita’.
Seorang boss menunjukkan siapa yang bersalah;
Tetapi seorang pemimpin menunjukkan apa yang salah.
Seorang boss tahu bagaimana sesuatu dikerjakan’
Tetapi seorang pemimpin tahu bagaimana mengerjakannya.
Seorang boss menuntut rasa hormat;
Tetapi seorang pemimpin membangkitkan rasa hormat;
Seorang boss berkata, ‘Pergi!’;
Tetapi seorang pemimpin berkata, ‘Mari kita pergi!’
Maka jadilah seorang pemimpin, dan bukan seorang boss
Salam sukses 2010 be MORE than a WINNER
Original wrote by: Romy Steven J
Tulisan ini telah dibaca 1039 kali
Recent Comments