Kabut Haze Menyelimuti Makassar
Sepertinya alam memang sudah tidak mau bersahabat lagi dengan manusia yang sangat “egois”.
Penjualan kendaraan bermotor terus meningkat dari tahun ke tahun, pabrik dan industri berkembang pesat. Rerumputan hijau dan lapangan di jadikan mal. Pepohonan ditebang dan dijadikan kertas untuk digunakan secara boros.
Semua itu baru sebagian dari keegoisan kita sebagai manusia.
Mambaca berita tentang kabut Haze yang pada tanggal 26 Maret 2009 menyelimuti kota Makassar, ternyata kejadian yang sama juga telah terjadi di kota-kota lainnya.
MAKASSAR — Fenomena kabut Haze (awan tipis) menyelimuti kota Makassar, Kamis 26 Maret. Kabut tersebut mulai terlihat pukul 14.00 Wita pada ketinggian 15 meter dari permukaan tanah membuat jarak pandang terbatas hanya pada kisaran 3-5 kilometer.“Ini bukan kabut biasa. Kalau kabut biasa, hanya berada sekitar lima meter di atas tanah, atau di atas gunung.
Tapi, hal seperti ini sudah sering terjadi,” kata Kepala Bagian Jasa dan Pelayanan Balai Besar Badan Meteorologi dan Geofisika (BBMG) IV Makassar, Sujarwo, saat dihubungi lewat telepon selularnya, sore kemarin.
Menurut Sujarwo, fenomena kabut Haze tersebut terjadi karena pengaruh massa udara yang menekan ke bumi. Akibatnya, partikel hasil pembakaran tidak langsung terbuang ke atas. “Ini juga bisa jadi karena pertemuan panas permukaan bumi dengan dinginnya udara. Keadaan ini cenderung menumpuk asap hasil pembakaran kendaraan bermotor di udara,” jelas Sujarwo.
Sujarwo menambahkan, kabut Haze tidak berpotensi menimbulkan hujan. Sebaliknya, justru akan menghilang jika hujan turun. Alasannya, kabut Haze bukan kabut udara, melainkan kabut akibat asap pembakaran kendaraan bermotor.
“Partikel hasil pembakaran dan asap kendaraan bermotor tersebut tidak bisa langsung ke (atas) langit karena tertekan massa udara murni. Ini lah yang menjadi tampak seperti kabut. Tapi ini tidak akan berlangsung lama, apalagi jika hujan turun,” jelas Sujarwo.
Membahayakan Kesehatan
Selain mengganggu jarak pandang, kabut Haze ternyata juga cukup berbahaya bagi kesehatan. Dokter spesialis penyakit dalam, Prof Dr dr Syamsu, mengemukakan bahwa kabut Haze yang berasal dari asap pembakaran kendaraan dapat mengganggu penyerapan oksigen yang sangat dibutuhkan manusia.
“Gas seperti itu kan harusnya terbuang dan tidak kita hirup. Kalau terjadinya hanya sekali-kali, tidak terlalu berpengaruh. Tapi kalau berlangsung sering dan lama jelas membahayakan kesehatan,” kata dr Syamsu malam tadi.
Menurut dosen Fakultas Kedokteran Unhas ini, gas buangan kendaraan maupun pabrik seperti karbondioksida (CO2) maupun karbonmonoksida (CO) yang tertahan dan menjadi kabut Haze, bisa menyebabkan infeksi pada paru. “Kabut itu kan pada dasarnya karena adanya partikel debu.
Makanya, jelas membawa dampak. Tak hanya pada paru-paru tapi bisa juga ke otak. Itu kalauberlangsung lama dan sering,” ujar mantan Direktur Medik dan Keperawatan RS Wahidin Sudirohusodo (RSWS) ini.
Lantas, apa langkah yang bisa dilakukan agar dampak buruk kabut Haze ini dapat diminimalkan? Menurut dr Syamsu, solusi terbaik adalah dengan memperbanyak tumbuhan hijau. Alasannya sederhana, pohon berfungsi menyerap gas CO2. “Makanya, ke depan di kota ini harus diperbanyak pepohonan,” jelasnya.
Sumber: http://cetak.fajar.co.id/news.php?newsid=89080
Coba kita renungkan, dengan begitu banyaknya polusi dari keegoisan kita menggunakan kendaraan bermotor dapat menyebabkan bencana bagi hidup kita ketika asap-asap “diboikot” oleh alam sehingga merugikan diri kita. Bayangkan jika asap tersebut terus “diboikot” oleh alam sampai bumi ini penuh dengan asap dan oksigen menipis. Maka musnahlah kehidupan manusia.
Melalui tulisan ini, mari kita sadar diri untuk lebih peka dan peduli kepada alam, menggunakan kendaraan bermotor seperlunya saja, bahkan kenapa tidak kita menggunakan sepeda?
Lindungi bumi dan alam kita sehingga mereka kembali mau bersahabat dengan kita 🙂
Tulisan ini telah dibaca 504 kali
Recent Comments