Ada apa dengan Lapangan Karebosi
Hari Sabtu siang sekitar jam 3, saya dan 3 orang teman ke Karebosi Link untuk makan Pizza. Setelah makan, kami berkeliling melihat kios-kios yang terletak di bawah lapangan Karebosi tersebut.
Setelah itu, kami pun naik ke atas dan melihat beberapa anak berlatih softball dan mulai menikmati lapangan Karebosi kebanggaan Makassar yang sempat menjadi kontroversi atas revitalisasinya.
Kami cukup bangga dengan keadaan lapangan Karebosi sekarang, akan tetapi kebanggaan kami berubah menjadi kekecewaan ketika seorang satpam (yang kurang beretika) menghampiri kami dan melarang kami untuk masuk lebih jauh ke tengah lapangan. Alasannya sangat tidak masuk akal, katanya ada perintah dari pengelola.
Kami tetap berjalan-jalan disekitar lapangan dan memperhatikan satpam tersebut sangat sibuk melarang masyarakat lain yang masuk ke lapangan.
Ada apa? Sementara jauh di tengah lapangan kami melihat ada panggung besar yang ternyata telah digunakan oleh partai Golkar untuk berkampanye.
Lalu, mengapa lapangan dibuka untuk berkampanye sedangkan untuk masyarakat yang ingin berjalan-jalan menikmati lapangan malah dilarang. Salah satu alasannya satpam yang lain (yang lebih beretika) adalah agar lapangan tidak rusak karena belum rampung semua, lha, memangnya masyarakat datang untuk merusak?
Melihat respon beberapa masyarakat lain yang juga dilarang “menikmati” lapangan, saya menarik kesimpulan bahwa sebenarnya masyarakat sudah mulai menerima dan bangga dengan revitalisasi lapangan Karebosi, akan tetapi karena tindakan dan instruksi beberapa “oknum” dalam hal ini pengelola (menurut satpam) maka pandangan masyarakat menjadi negatif kembali.
Lapangan Karebosi adalah PUBLIC SPACE, sehingga tidak benar jika ada pihak-pihak yang melarang masyarakat untuk masuk ke lapangan tersebut dan seharusnya tugas satpam hanya menegur orang-orang yang memang merusak, bukannya dengan melarang semua orang. Kami sebagai masyarakat ingin melihat lapangan Karebosi kami ataukah lapangan Karebosi hanya untuk mereka yang bisa “membayar”? Seperti untuk kampanye dll?
Tulisan saya ini adalah salah satu bentuk keprihatinan atas PUBLIC SPACE yang seharusnya bebas digunakan oleh masyarakat. Atau jika memang lapangan belum selesai, jangan dibuka dulu donk apalagi untuk kampanye.
Masakan untuk kampanye bisa tapi untuk masyarakat umum tidak bisa! Aneh kan? Semoga saja pihak yang terkait termasuk pengelola dapat memberikan kebijakan yang lebih adil demi kepentingan kita bersama.
Tulisan ini telah dibaca 1441 kali
HHaha..
kalau mau masuk harus make atribut partai kaliii
hhhihihi..
golkar ?? wapres donkk..
setau saya waktu rapat Parpol dan kpu ada 2 lapangan yang tidak boleh dipakai untuk kampanye yaitu lapangan karbos dan lapangan stadion sepk bola tapi isu terakhir terdengar kalo punya uang dan bis bayar boleh pake dengan kata lain kalo punya uang bisa langgar aturan hhehehehe
memang benar, gayanya saja lapangan karebosi yang sudah tampak sangat modern ternyata kita gak bisa nikmatin….
Husnun – Blog
hmmmm…itu oknum pak.., seharusnya ngga lagi yang begitu…tao mungkin karena aset itu belum diserahkan ke pemkot…,sya curiganya ini pak.
setelah penyerahan ke pemkot seluruh pagar harus dibuka karena tidak ada dalam perjanjian…
..itu saja dulu..pak
ihsan
alumni smada tahun 89
Koordinator Perencana Lapangan Karebosi
Luar biasa nih,, alumni Smada jadi kkordinator perencana Lapangan Karebosi,,
Makanya sih memang sangat disayangkan hal tersebut,, karena saya sendiri jadi saksinya,, masyarakat dilarang2 untuk masuk padahal di tengah lapangan ada panggung yang sudah digunakan kampanye,, dan di tiang bendera bukannya bendera merah putih tapi bendera salah satu partai..
Mau tidak mau,, masyarakat yang melihat hal tersebut jadi bertanya-tanya,, ada apa dengan lapangan Karebosi,, apakah milik salah satu pihak saja sehingga masyarakat dilarang masuk? 🙂
Btw, salam kenal ya dan sukses selalu 🙂
Sepertinya Lapangan Karebosi dibenahi Pemda tujuan utamanya adalah APBD lihat aja nanti…semua sarana yg dulunya bisa dinikmati masyarakat dengan leluasa akan berubah jadi sarana pendapatan Daerah,” K A R E B O S I “