Menciptakan Kebiasaan
Tahu ngak kalau kebiasaan itu bisa diciptakan sendiri oleh kita? Entah itu kebiasan baik (positif) ataupun kebiasaan buruk (negatif).
Saya pernah membaca sebuah riset yang menyatakan, untuk membuat sesuatu menjadi kebiasaan, maka kita perlu melakukannya selama minimal 40 hari tanpa putus (continue).
Awalnya saya meragukan riset ini, tapi akhirnya tanpa sadar saya telah membuktikannya.
Sebagai seorang pengajar, saya mengambil jadwal mengajar pada jam pertama (jam 7:15) dan ini menjadi pertanyaan buat beberapa guru, karena pendapat mereka, anak muda apalagi yang masih single (hehe) biasanya malas bangun pagi.
Perhatikan kata “biasanya”, nah ini menyatakan sebuah kebiasaan. Dan memang saya melihat juga hal yang sama dengan beberapa teman bahkan siswa-siswi saya yang sangat sulit bangun pagi.
Saya sangat heran dengan kenyataan yang saya hadapi tiap pagi, hampir setiap pagi ketika bangun (walaupun saya tidur larut malam), saya melihat jarum jam, dan selalu menunjukkan posisi yang sama, baik jarum jam dan jarum menitnya.
Dari hal tersebut saya simpulkan bahwa, sebenarnya kita bisa menciptakan kebiasaan. Tapi, tunggu dulu… Untuk melakukan hal yang sama selama 40 hari berturut-turut, bukanlah hal yang mudah π
Pertama, diperlukan komitmen dari diri sendiri. Misalnya, ambillah komitmen untuk bangun jam 5 pagi. Komitmen berarti HARUS dilaksanakan tanpa ada alasan apapun.
Kedua, siapkan alat bantu misalnya jam weker/alarm dan atur setengah jam lebih awal.
Ketiga, siapkan kertas dan tulis komitmen Anda di posisi yang paling pertama Anda lihat jika membuka mata. Sehingga ketika bangun, Anda bisa langsung membacanya.
Keempat, jangan menunda-nunda. Ingat, paling tidak Anda akan merasa “sengsara” hanya untuk 40 hari pertama saja.
Dan yang kelima, beri apresiasi (penghargaan) pada diri Anda sendiri karena telah berhasil dipagi itu.
Dengan melakukan hal yang sama setiap pagi (tanpa bolong) saya yakin, mesin tubuh Anda telah terprogram untuk bangun tepat waktu π
Lalu mengapa harus bangun pagi?
Survei membuktikan bahwa orang yang bangun pagi (antara jam 4 sampai jam 6) itu akan merasa lebih segar dan sehat dibandingkan dengan orang yang bangun setelah jam 7… Alasannya karena mekanisme tubuh memang sudah begitu π
Satu lagi, cobalah sekali-sekali perhatikan tukang sayur.. Mereka itu sudah bangun sejak jam 3 subuh dan mempersiapkan semua dagangannya lalu jam 4 subuh mereka sudah menggayung sepedanya menuju ke pasar. Mereka lakukan hal itu dengan bersyukur, walaupun mereka harus bangun cepat demi mendapatkan keuntungan yang tidak seberapa.
Bagaimana dengan kita? Apakah masih punya rasa syukur jika harus bangun lebih pagi yang tidak merugikan kita sama sekali?
Saya bersyukur karena jam 7 pagi saya sudah “harus” berada di sekolah dan membagikan ilmu, dalam 7 jam (jam 7 sampai jam 14) saya telah bekerja dan membagikan ilmu untuk 4 kelas atau sama dengan 120 siswa, dan setelah jam 14, saya bisa melakukan pekerjaan lainnya hingga jam 18:00…
Bukankah dengan demikian saya melakukan lebih banyak dibandingkan jika saya mulai mengajar jam 9? Yang sama saja saya telah membuang waktu 2 jam π
Kesimpulan dari tulisan saya ini adalah, kita harus sadar dan benar-benar yakin bahwa kita bisa menciptakan kebiasaan. Kebiasaan bangun pagi, hanyalah salah satu contoh dari begitu banyaknya kebiasaan baik (positif) yang bisa kita ciptakan π
Salam, 2009 will be better with positif thinking π
Tulisan ini telah dibaca 1025 kali
Ada qoute keren yang selalu saya ingat mengenai kebiasaan..
Bahwa kebiasaanlah yang membentuk karakter kita, langsung ataupun tidak, kebiasaan telah mengubah nasib kita secara besar-besaran.
Keep fighting pak, kami butuh guru sperti bapak yang dekat dengan siswanya..
*sepertinya terinspirasi dengan 2009 will be betternya*
π
Artikelnya bagus banget…
berisi hal-hal yg bisa memotivasi orang…
truz nulis pak yg kyk ini…
please visit my blog “http://husnun-arif.blogspot.com/”
please visit my blog
klik di sini
PD mw i2 husnun mw di visit blog mw…
hehehehehehehhehehehehehe