Dollar dan Rupiah

Nilai mata uang Dollar yang terus mempengaruhi mata uang Rupiah kita, hal tersebut membuat dampak juga pada harga barang-barang yang terus naik.

Tapi, kita masih patut bersyukur, dengan uang Rp. 12.000 masih bisa membeli beberapa barang bahkan makan siang yang cukup enak 🙂

Coba Anda bayangkan, Anda harus membayar $500.000.000 hanya untuk sekali makan siang, bukan makanan enak, hanya makanan biasa dengan harga sebesar itu???

Ya, hal ini benar-benar terjadi lho 🙂

Sebuah negara bernama Zimbabwe baru saja mengeluarkan uang pecahan 500.000.000 Dollar Zimbabwe. Nilai itu sama dengan 2 Dollar Amerika atau sekitar 24.000 Rupiah.

Zimbabwe saat ini pemegang rekor inflasi terbesar di dunia yaitu 2,200,000 % (2,2 juta persen!), parahnya lagi harga-harga melambung begitu cepat hanya dalam hitungan menit bahkan detik tak heran jika karyawan toko-toko di zimbabwe begitu sibuk mengganti label harga jika terjadi perubahan harga.

Pada tanggal 20 Juli 2008 ini bank Zimbabwe juga menerbitkan pecahan uang sebesar 100 Milyar Dollar! yang merupakan rekor pecahan uang dengan nominal terbesar di dunia.

Zimbabwe memang memegang banyak rekor dunia, tapi sayang semua rekor itu tidak ada yang membanggakan.

Karena apa? Inflasi besar besaran ( tahun ini +/- 2,2 juta % ) makanya ekonomi di sana sangat kacau.

Mungkin untuk membeli sebungkus permen di negara kita ini tidaklah membutuhkan uang dengan angka nol yang banyak, dengan 3 angka nol saja sudah bisa kan. Tapi coba bandingkan dengan negara Zimbabwe, untuk membeli sebungkus permen, harus menggunakan uang senilai M atau Million. Sebiji permen, harganya 10M (10.000.000)

Hahaha,, bukankah kita masih punya alasan untuk bersyukur? Ngak kebayangkan berapa harga premium di sana.

Atau bagaimana dengan angka 200.000 untuk seorang anak?

Dan bagaimana jika Anda harus membawa uang sebanyak ini hanya untuk sekali makan?

Waktu kecil saya pernah berpikir, mengapa Indonesia tidak mencetak saja uang banyak-banyak atau mengeluarkan pecahan yang besar? Tapi setelah saya bertemu dengan pakar Ekonomi, baru saya mengerti bahwa sebuah negara dinilai bukan dari berapa banyak uang tetapi berapa banyak emas dan hasil buminya.

Dan bukankah Indonesia kita tercinta ini, sangat kaya dengan emas dan hasil bumi? Lalu mengapa masih terpuruk? Wah, kalau mau bahas soal itu, sangat luas sekali ya.

Bersyukur adalah salah satu tindakan positif. Kita masih punya alasan untuk bersyukur (bertindak positif), dan ketika semakin banyak rakyat Indonesia yang bertindak positif, maka bangsa kita PASTI akan semakin cepat bangkit dari keterpurukan.

Salah satu kunci yang diberikan oleh para motivator-motivator dunia untuk meraih keberhasilan adalah dengan berpikir positif dan mengurangi kata/kalimat negatif yang diucapkan.

Misalnya:

Ubah kata “Saya tidak takut” menjadi “Saya berani”
Ubah kata “Saya tidak sakit” menjadi “Saya sehat”
Ubah kata “Demo anti perang” menjadi “Aksi mendukung perdamaian”

Coba simak baik-baik, kelihatannya keduanya sama, tapi sebanarnya tidak. Dikalimat pertama tetap mengandung kata negatif walaupun tujuannya baik. Tetapi di kalimat keduanya, mengandung kata positif dan tujuannya baik.

Nah, sudah seharusnya negara kita tidak terpecah-pecah dengan kepentingan-kepentingan masing-masing. Dan sudah sepatutnya para pelajar, mahasiswa dan pegawai negeri mulai menunjukkan prestasi yang positif bagi bangsa ini. Bukannya malah semakin mengacaukan bangsa kita.

Sudah saatnya kita semua bersatu dan bersikap postif menghadapi krisis global yang sedang melanda seluruh dunia. Dengan sikap yang positif maka percayalah 2009 akan lebih baik!

Salam 2009 will be BETTER 🙂

Tulisan ini telah dibaca 1083 kali