Dampak Pendidikan Gratis
Hampir semua calon pemimpin/kepala daerah menyuarakan pendidikan gratis dan mereka menang, salah satunya terjadi di Sulawesi Selatan..
Kemenangan mereka karena “promo” pendidikan gratis membuktikan bahwa masyarakat memang ingin pendidikan gratis..
Tapi sangat disayangkan karena ini baru sebatas konsep dan apa mau dikata, masyarakat sudah menuntut bukti, sementara mereka, para pemimpin baru saja bertugas beberapa bulan π
Saya sendiri sebagai guru, merasa bingung dengan konsep pendidikan gratis… Soalnya biar anak orang kaya, pejabat, dan orang “berduit” semuanya mau gratis…
Setahu saya, untuk saat ini pendidikan gratis sedang diupayakan untuk tingkat SD dan SMP, tapi para orang tua, bahkan media dengan gencar menyoroti SMA yang masih belum mendapat subsidi penuh dari pemerintah.
Secara praktis, coba kita pikirkan…
Mungkinkah anak-anak bersekolah tanpa membeli buku cetak? Saya rasa ini merupakan penurunan… Karena tanpa buku cetak, berarti anak-anak harus menulis catatan, lalu bagaimana proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan waktu yang cuma 1 atau 2 jam pelajaran dimana 1 jam pelajaran bukan 60 menit lho tapi hanya 45 menit π
Selain itu, jika sekolah ingin maju misalnya dalam bidang ICT, tentunya harus dipersiapkan media dan perangkat komputer yang biaya pemeliharaannya tidak kecil π
Karena jika sekolah tidak mengembangkan bidang ICT, maka bisa dipastikan lulusan sekolah tersebut pun akan menjadi lulusan yang gaptek dan tidak bisa bersaing di dunia yang sudah menggunakan ICT.
Saya pribadi sih lebih tertarik dengan sistem beasiswa atau bantuan pendidikan bagi anak yang memang tidak mampu.. Tapi hal inipun punya kesulitan sendiri, bagaimana membedakan anak yang tidak mampu dengan anak yang mampu… Hahaha π
Memang ini adalah suatu dilema bagi pemerintah dan dunia pendidikan…
Akhir kata, melalui tulisan ini, saya cuma ingin memotivasi kita semua agar bersama-sama memikirkan solusi yang terbaik, sehingga anak-anak sekolah sebagai generasi penerus bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik dan berkualitas walaupun mereka secara financial benar-benar tidak mampu.. π
Jadilah orang miskin yang kaya, yang rela berkeringat untuk membiayai sekolah anaknya… Jangan menjadi orang kaya yang miskin, yang berpura-pura miskin untuk menyekolahkan anaknya π
Tulisan ini telah dibaca 1347 kali
hai….aku setuju banget dengan komentar kamu tentang pendidikan gratis ini …. aku rasa pemerintah haruslah lebih memperbaiki sitem pendidikan dan meningkat kwalitas guru.
konsep pendidikan gratis memang jadi samar.. yang membahayakan adalah orang tua makin tidak perduli dengan pendidikan anaknya (biasana dikalangan menengah kebawah. anak mau sekolah atau tidak mana ku tehe emang gw pikirin kan udah ditanggung pemerintah) pemerintah harus memperhitungkan bahaya yang seperti ini karena akan buah simalakama buat kebijakan pemerintah itu sendiri.. pendidikan gratis NOO!! subsidi buat rakyat kecil YESS!! tapi jgn dipersulit karena birokrasi bikin rakyat jadi pucingg
menurutku pendidikan gratis perlu soalnya gimana negara mau maju kalau rakyatnya nggak pinter? Meskipun baru gratis pada biaya operasional tapi setidaknya itu menunjukkan keseriusan pemerintah dalam dunia pendidikan.meskipun pendidikan gratis, kualitasnya mesti tetap dipertahankan. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab negara semata, kita sebagai warga masyarakat juga diharapkan berpartisipasi aktif membantu mensukseskan program pemerintah.
Memang betul,, siapa sih yang ngak mau gratis,, hanya saja program pendidikan gratis itu sangat berbeda di dunia nyata…
Selain itu, banyak juga siswa yang tidak serius belajar karena mereka tidak merasa “rugi”.. Pikir mereka kan tidak bayar jadi semaunya saja…
Sebenarnya pemerintah harus memperbaiki banyak sekali kebijakan di dunia pendidikan yang tujuannya untuk perbaikan pedidikan tapi pada kenyataannya malah menurunkan kualitas pendidikan..
Salah satunya adalah sertifikasi guru, saya melihat sendiri guru benar2 berdedikasi tinggi malah tidak lulus sertifikasi sementara ada guru yang biasa2 saja tapi lulus sertifikasi. Tidak usah jauh2lah, menurut saya guru2 di desa dan di daerah terpencil itu yang harus diutamakan untuk mendapat sertifikasi, tapi pada kenyataannya guru2 tersebut sangat sulit mendapat sertifikasi. Bayangkan saja persyaratan untuk mendapat sertifikasi sangat sulit. Harus pernah ikut pelatihan, penataran, dll. Pertanyaannya apakah guru2 di desa punya uang untuk ikut pelatihan dll? Guru di kota sangat mudah memenuhi persyaratan tersebut.
Dan akhirnya yang ada adalah, guru yang kaya akan bertambah kaya sementara guru yang miskin akan bertambah miskin.
Belum lagi proses birokrasinya yang rumit dan terkesan “jika Anda tidak kenal orang dalam maka silahkan menunggu.” π
Semoga saja pemerintah bisa lebih jeli dalam menyikapi kebijakan2 tersebut. Semua demi kemajuan dunia pendidikan kita dan anak2 genarasi penerus bangsa kita.
saya sangat setuju sekali dengan pendapat anda, bagaimana mau meningkatkan mutu pendidikan, kalau pendidikan saja harus gratis, ada pepatah mengatakan “Uang ga pernah bohong” ya memang betul itu artinya dengan mengeluarkan uang yg banyak untuk investasi pendidikan, kualitas pendidikan yg kita dapat pun akan semakin bagus, boleh2 saja gratis, asal kesejahteraan guru2nya, fasilitas2 sekolahnya di penuhi dulu dengan baik, dan itupun hanya yg tidak mampu saja yg boleh gratis, ini kan ga, mau kaya, mau miskin gratis! kesejahteraan guru2nya dan fasilitas2 sekolahnya saja belum di penuhi dengan baik, sudah gembar-gembor secara membabi buta di media bahwa sekolah itu harus gratis, gmna ga colaps guru2 serta sekolah2 negeri yg ada di bumi ini, dmna mereka hrs mengeluarkan biaya operasional sekolah yg ga murah, memang ada dana BOS, klau untuk sekolah2 negeri di pedesaan memang lebih dari cukup, bagaimana dengan sekolah2 negeri yg ada di kota2 besar mana cukup biaya BOS yg di kucurkan pemerintah, udah gitu keluarnya ga teratur alias sering telat, yg hrusnya keluar 3 bulan sekali ini baru keluar setelah 4 bulan. sedangkan pihak sekolah harus bayar listrik, air, telepon dan kebutuhan lainya yg klau telat sedikit saja bisa2 di cabut fasilitasnya, mana ada sih barang gratiss yg bagus… ini akan merusak mindset kita kalau masyarakat kita selalu di jejali oleh 1 kata yaitu “gratis”, tanpa mau berusaha dan bekerja. Menurut saya Pemerintah masih belum siap melaksanakan pendidikan gratis, dan kualitas pendidikan kita akan jauh lebih buruk jika ini terus di biarkan ini yg saya amati di lapangan.
saya juga merasakan penderitaan yang sama. mau meminta murid untuk mempunyai buku tambahan yang harganya lumayan supaya mempermudah KBM takut masuk koran dituduh berjualan buku. sementara buku subsidi sekolah dan LKS sangat tidak memadai untuk mengikuti perkembangan materi pendidikan saat ini.
dana BOS yang di curahkan juga terbatas pada bidang tertentu. setuju dengan saudara Amirul tidak cukup untuk operasional sekolah.